KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat memberikan kesempatan pada penulis proposal ini.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
tauladan bagi seluruh umat.
Penulis telah berusaha secara
maksimal agar proposal ini benar-benar memadai dan mudah dipahami. Proposal ini
disusun sedemikian mungkin sehingga urutan materi bersifat logis. Proposal ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
sebagai manusia yang memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka dari itu
penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis dengan senang hati akan
menerima kritik, saran dan masukan yang dapat mengembangkan proposal ini
sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Cirebon, 22 Juni
2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu secara langsung
disiapkan untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan proses
belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM).
Persoalan pendidikan merupakan permasalahan semua
orang, karena setiap orang sejak dulu hingga sekarang selalu berusaha mendidik
anak-anaknya atau anak-anak yang diserahkan kepada guru untuk dididik. Pada era
globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Untuk itu dalam menciptakan sumber daya manusia tersebut salah satunya
adalah melalui pendidikan. Tidak hanya itu saja, yang terpenting adalah dalam
proses belajarnya harus adanya motivasi bagi siswa karena motivasi merupakan
dorongan atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar tercipta
tujuan yang diharapkan sehingga fungsi motivasi adalah sebagai pendorong,
penggerak dan pengarahan kegiatan siswa dalam belajar.
Fungsi dan
tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi untuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah diantaranya pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun banyaknya upaya yang
dilakukan pemerintah hingga saat ini masih banyak mendapat kritikan dari media
massa yang mengatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.
Tujuan yang mulia pada saat ini tampaknya sulit tercapai apabila
pelajar-pelajar di Indonesia sering berbuat curang dan tidak jujur dalam tes.
Kenyataan yang sering terjadi pada banyak murid di sekolah-sekolah atau
mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi atau universitas baik swasta maupun
negeri yang melakukan perbuatan menyontek pada saat tes untuk mendapatkan niai
bagus sangat banyak. Menyontek dilakukan bukan hanya karena ingin mendapat
prestasi yang baik di sekolah, tetapi banyak juga yang melakukan perbuatan ini
karena terpengaruh teman bergaulnya atau karena takut ditinggalkan kelompok
teman sebayanya.
Guru merupakan
faktor penentu terhadap berhasilnya proses pembelajaran disamping faktor
pendukung yang lainnya. Guru sebagai mediator dalam mentransfer ilmu
pengetahuan terhadap siswa. Di dalam kegiatannya guru mempunyai metode-metode
yang paling sesuai untuk suatu bidang studi. Sehubungan dengan fungsinya
sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai
peranan pada diri guru yang senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksinya. Penerapan metode mengajar yang tepat
diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di
sekolah.
Dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa perlu mendapatkan perhatian serius. Permasalahannya adalah bagaimana
membujuk siswa atau peserta didik untuk berusaha mengembangkan semangat
belajarnya supaya mendapatkan prestasi yang optimal. Semangat bisa timbul dari
dalam maupun dari luar individu, sehingga diperlukan suatu penelitian agar
dapat memberikan solusi yang tepat bagaimana menumbuhkan semangat belajar yang
dapat mendukung tercapainya prestasi belajar yang maksimal atau diinginkan.
Diantara yang
dapat dijadikan solusi terhadap masalah demikian adalah dengan menggunakan
metode reward, metode pembelajaran yang digunakan untuk mempengaruhi seseorang
untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode ini sudah banyak yang mengenal.
Awalnya teori ini menjadi landasan untuk dunia pekerjaan, tetapi akhir-akhir
ini digunakan pula dalam dunia pendidikan. Metode reward diharapkan siswa dapat
semakin terdorong untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran belajarnya sehingga
prestasi belajar siswa dapat diperbaiki.
Didalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik
instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara ketekunan
dalam melakukan kegiatan belajar. Sekarang ini masih dijumpai guru mengabaikan
hal-hal kecil seperti kurangnya memberi suatu penghargaan kepada siswa atau
memberikan reward kepada siswa yang berprestasi, seperti cara mengajar dimana
guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan reward terhadap kebaikan
ketika murid bias melakukan sesuatu dengan hasil ketekunannya.
Reward merupakan hal yang menggembirakan bagi anak dan
menjadi pendorong atau motivasi bagi anak.
Reward yaitu segala yang diberikan guru berupa
penghormatan yang menyenangkan siswa atas dasar hasil baik yang telah dicapai
dalam proses pendidikan untuk meningkatkan prestasi.
Dalam pembelajaran masih dijumpai siswa yang lebih
banyak diam, hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mancatat materi yang
dijelaskan. Bahkan, terkadang bila tidak disuruh mencatat, mereka pasif mendengarkan
penjelasan dari guru. Hal yang demikian ini menunjukkan rendahnya motivasi dari
siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan
daya penggerak didalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar. Seseorang yang
mempunyai kecerdasan tinggi bias gagal karena kurang adanya motivasi dalam
belajar. Motivasi tidak hanyya berpengaruh pada siswa saja, tetapi bagi seluruh
pendidiknya. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar,
sedangkan bagi pendidik motivasi belajar siswa untuk memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa.
Berdasarkan
uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 1 Karangwareng”.
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Rendahnya
semangat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng karena guru yang
mengajar kurang memberikan reward.
2.
Bagaimana
pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Karangwareng.
C. Batasan
Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah, maka penelitian
ini dibatasi pada pemberian reward serta pengaruhnya pada prestasi belajar
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah metode
pemberian reward dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Karangwareng?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meingkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Karangwareng dengan menggunakan metode pemberian reward.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.
F. Kegunaan Hasil
Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
1. Memberi masukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Memberi gambaran atau informasi prestasi belajar SMP Negeri 1
Karangwareng.
b. Bagi Guru
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu proses belajar
mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pemberian
reward.
2. Memberi masukan tentang perlunya penggunaan reward dalam pembelajaran.
c. Bagi Siswa
1. Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Mempermudah dalam mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari.
d. Bagi Peneliti dan Pembaca
1. Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar pada
masa yang akan dating.
2. Sebagai bahan studi banding penelitian yang relevan dikemudian hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Deskripsi Teori
1. Pengertian Reward
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran adalah
hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Dari definisi ini dapat
dipahami bahwa ganjaran dalam Bahasa Indonesia bias dipakai untuk balasan yang
baik maupun yang buruk.
Dalam pembahasan yang lebih luas, pengertian istilah “ganjaran” dapat
dilihat sebagai berikut:
a) Ganjaran adalah alat pendidikan preventif dan represif yang
menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi siswa.
b) Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku baik dari anak didik
dalam proses pendidikan.
Ganjaran adalah alat pendidikan
represif yang menyenangkan. Ganjaran diberikan kepada anak yang telah
menunjukkan hasil-hasil baik dalam pendidikannya. Baik dalam hal kerajinannya,
kelakuannya, tingkah lakunya, dengan singkat hal-hal yang menyangkut
kepribadiannya, maupun baik dalam hal-hal berprestasi belajarnya atau dapat
dikatakan ganjaran adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya
murid.
Ganjaran adalah salah satu alat
pendidikan. Jadi dengan sendirinya maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau
pekerjaannya mendapat penghargaan. Umumnya anak mengetahui bahwa pekerjaan atau
perbuatannya yang menyebabkan ia mendapat ganjaran itu baik.
Selajutnya pendidik bermaksud juga
supaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk
memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan kata
lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih
giat lagi.
Jadi maksud ganjaran itu yang
terpenting bukanlah hasilnya yang dicapai seorang anak, melainkan dengan hasil
yang telah dicapai anak itu. Pendidikan bertujuan membentuk kaa hati dan
kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
reward adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan suatu
penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar,
sehingga seseorang itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas tersebut.
Contohnya, seorang guru telah memberikan penghargaan atau pujian kepada
siswanya yang telah menjawab pertanyaan dengan baik, maka siswa itu semangat
lagi dalam mengerjakan tugas.
Reward ialah respon positif
terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku
tersebut timbul kembali.
Dalam kegiatan belajar mengajar
(penguatan positif) mempunyai arti penting. Tingkah laku dan penampilan siswa
yang baik, diberi penghargaan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian.
Pemberian reward dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam
kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajar.
2. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah
peubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu proses didalam
individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan
tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku lain dari orang itu.
Motivasi belajar
siswa merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan
semangat kepada siswa agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
3. Jenis-Jenis Motivasi
Berdasarkan
pengertian motivasi, maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a)
Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik
adalah motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan
tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut dengan motivasi murni.
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna
dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau
sejenisnya tidak diperlukan oleh karena itu tidak akan menyebabkan siswa
bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu.
b)
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar,
seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali dan lain sebagainya.
Motivasi ekstrinsik ini diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah
tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Usaha
yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak dan karena itu didalam memotivasi
siswa kita tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan
setiap saat oleh guru.
B.
Kerangka Berpikir
Motivasi adalah perubahan
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Hasil yang akan diperoleh antar masing-masing individu sangat
berbeda-beda, seseorang yang memiliki motivasi tinggi maka akan lebih gigih
dalam mencapai tujuan yang diharapkan, dengan demikian hasil yang diperoleh
akan lebih baik dibanding dengan seseorang yang motivasinya sedang maupun
rendah.
Tujuan pemberian reward adalah untuk lebih
mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi
ekstrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu
timbul dari kesadaran siswa itu sendiri.
Seperti halnya telah
disinggung di atas, bahwa reward disamping
merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, reward juga dapat menjadi
pendorong atau motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi.
Karenanya, dengan
mengefektifkan pemberian reward diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangwareng, agar hasil belajar yang diperoleh juga
semakin baik.
C.
Hipotesis
Dari permasalahan yang ada dan
cara pemecahannya dapat ditarik hipotesis tindakan yaitu pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Karangwareng.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian jenis kuantitatif yang berbentuk eksperimen. Penelitian ini
menggunakan rancangan atau desain penelitian Quasy Eksperimen (Eksperimen Semu), yaitu suatu
eksperimen yang pengendalian terhadap variabel non-eksperimental tidak begitu
ketat dan penentuan sampelnya tidak menggunakan randomisasi, yaitu dengan model
Non Randomized Pre-Post Test Control
Group.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini
berlangsung pada SMP Negeri 1 Karangwareng, Desa Kubangdeleg Kec. Karangwareng
Kab. Cirebon dan direncanakan akan dilangsungkan dari tanggal 16 Juni 2015
sampai dengan tanggal 22 Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Dalam penelitian ini
populasinya adalah siswa-siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangwareng yang
berjumlah 65 siswa (terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas VIIA, kelas VIIB, kelas
VIIC)
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah meneliti
sebagian populasi. Suharsimi Arikunto (1996:117), menegaskan apabila subjek
eksperimen kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga eksperimen
yang dipakai termasuk model eksperimen populasi.
3.
Sampling
Dalam penelitian ini,
dipakai teknik sampling model quota
sampling, yang terbagi dalam bentuk populasi (kelas-kelas). Dimana dua
kelas, satu kelas sebagai kelompok yang diberi perlakuan reward (kelas VIIA, berjumlah 20
siswa/i) dan satu kelas sebagai kelompok yang tidak diberi perlakuan reward (kelas VIIB, berjumlah 22 siswa/i).
Dengan demikian, jumlah sampel secara keseluruhan ada 42 siswa/i atau
sekitar 65%.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data dalam penelitian, dibutuhkan sebuah alat atau instrumen,
adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Skala Likert yang menggunakan lima alternatif jawaban.
Adapun pembuatan skala
motivasi belajar ini, berawal dari sejumlah indikator motivasi belajar
sebagaimana yang telah disebutkan Sardiman (1986:82) dalam bab sebelumnya tentang
ciri-ciri motivasi belajar, yaitu: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi
kesulitan, menunjukkan minat pada berbagai masalah, mandiri, kreatif, dapat
mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya dan
senang mencari dan memecahkan masalah.
E. Defenisi Operasional Variabel
Reward
adalah satu alat pendidikan untuk mendidik anak-anak supaya anak menjadi merasa
senang karena perbuatan dan pekerjaannya mendapat penghargaan. Atau dengan kata
lain, reward adalah alat pendidikan
preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau
motivator belajar bagi murid. Reward
sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat sebagai upah. Ada 3
jenis reward atau penghargaan,
yaitu hadiah berupa barang/benda, pujian (praise) dan perlakuan istimewa.
Motivasi merupakan suatu
kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan.
Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri
seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada
pada individu. Jadi Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat
pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu
guna mencapai tujuan.
Motivasi belajar juga
berarti sebagai keseluruhan daya penggerak, pendorong, dari dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang diwujudkan dalam bentuk adanya
kebutuhan, dorongan dan usaha siswa dalam melakukan aktivitas guna mencapai
tujuan.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah non tes, yakni berupa angket
atau kuesioner. Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran
interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan
kisaran 1-5 dengan alternatif dengan alternatif jawaban sebagai berikut.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = tidak tahu
2 = kurang setuju
1 = sangat tidak setuju
G. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis
penelitian dan jenis data, maka analisis yang digunakan dalam eksperimen ini
adalah analisis kuantitatif dengan penggunaan rumus stastistik yang dalam
pelaksanaan analisisnya menggunakan komputer program SPSS (Statistic Program for Social Sciences),
adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kovarian (anakova). Teknik ini dipakai untuk
menguji perbedaan hasil perlakuan awal pre-test
dengan hasil pos-test,
atau meramalkan efektif tidaknya penerapan variabel reward
terhadap variabel motivasi belajar siswa.
terima kasih, boleh izin copy ?
BalasHapus