Senin, 22 Juni 2015

Proposal Akuntansi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi memegang peranan penting pada kehidupan  baik itu dari sektor publik (pemerintah), sektor formal maupun informal, dan  masyarakat luas pada umumnya, karena di dalam kehidupan ekonomi, akuntansi digunakan untuk mencatat,  meringkas, melaporkan, mengintrepretasikan data dasar ekonomi berbentuk laporan pencatatan transaksi  keuangan yang diperlukan  dalam memberikan informasi yang relevan  sebagai landasan pengambilan keputusan untuk kepentingan semua  orang pada umumnya tanpa terkecuali, sesuai dengan pengertian dari akuntansi  menurut American Accounting Assosiation (AAA) adalah:
the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgments and decisions by user of the information”. Yang apabila diartikan ke bahasa Indonesia yaitu “ akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil kepuusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut”.   
Akuntansi sebagai salah satu ilmu IPS yang  diajarkan kepada siswa disekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka membangkitkan kepekaan siswa terhadap perekomian negaranya, memberikan kepedulian siswa terhadap pentingnya melakuakan pencatatan pada setiap transaksi transaksi dalam segala hal yang menyangkut kegiatan ekonomi dan dengan mengajarkan akuntansi kepada pesera didik secara tidak langsung memberikan pemahaman bagi siswa bagaimana mendapatkan informasi informasi menyangkut tentang keadaan keungan negara maupun perusahaan yang biasanyadisajikan melalui media televisi, media masa dan sosial media lainnya yang nantinya berguna bagi siswa tersebut memahami keadaaan negaranya, dalam mencari pekerjaan dan lain lain. Akuntansi juagamelatih  ketelitian dan konsestransi siswa dalam membuat penyajian laporan keuangan  dimulai dari jurnal umum sampai jurnal khusus.
Model pembelajaran Explicit intruction merupakan salah satu metode pembelajaran yang tepat apabila diterapkan pada pembelajaran akuntansi,  sistem pembelajaran pada metode explisit intraction merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan baik yang dapat diajarkan denganpola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arend dalam Trianto, 2010: 41). karena dalam pembelajaran akuntansi diperlukan pembelajaran yang harus disajikan langsung dan perlahan secara terstruktur mengingat materi akuntansi yang berupa penyajian laporan keuangan maka bentuk pembelajaran langsung dengan pola selangkah demi selangkah yang diberikan kepada siswa dalam mempelajari akuntansi diharapkan akan lebih memberikan pemahaman bagi siswa dalam mempelajari akuntansi.
          Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak melakuakan perhitungan daripada teorinya tidak seperti mata pelajaran yang diajarkan pada siswa program IPS lainnya yang kebanyakan menyajikan teori teori dibandingkan dengan perhitungan sepertipada mata pelajaran ekonomi, geografi, sosiologi, dan sejarah. Dan kebanyakan dari siswa IPS mengalami Kesulitan untuk memahami materi materi dari akuntansi yang berisikan materi tentang pembuatan keterangan keterangan dari transaksi transaksi dalam perusahaan kedalam bentuk jurnal umum maupun khusus, menyeimbangkan saldo antara debet kredit, memposting kedalam buku besar dan materi materi akuntansi lainnya. dalam pengajarannya banyak menggunakan metode ceramah dimana guru yang hanya berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi sedangakan para siswa hanya diam dan mendengarkan hal tersebut  yang seolah olah menjadi ciri khas dalam pembelajaran akuntansi dan yang menyebabkan siswa merasa jenuh dalam kelas dan akhirnya siswa tersebut kurang memahami materi akuntansi yang telah diberikan.
Dari pemaparan diatas yang menyebabkan penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran explicit instruction terhadap peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 CIPERNA Kabupaten Cirebon tahun 2015”, yang diharapkan nantinya hasil dari penelitian tersebut dapat menjadi referensi bagi para pengajar agar lebih memperhatikan dalam pengembangan dan penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan akuntasi di SMA.
B. Identifikasi masalah
Dari analisis situasi diatas maka  beberapa hal yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya permaslahan tersebut antara lain:
a.       pengaruh model pembelajaran explicit instruction pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
b.      Pemahaman siswa terhadap materi akuntansi yang diberikan pada kelas XI semester 1 SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
c.       Antusias siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pada materi akuntansi apabila model pembelajaran explicit instruction diterapkan.
d.      Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran explicit intruction dapat memberikan peningkatan  pemahaman pada siswa terhadap mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 CIPERNA tahun 2015?
C. Pembatasan masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka penulis membatasi penelitian ini hanya terfokus kepada pembahasan sebagai berikut:
a.       Pengaruh model pembelajaran explicit intruction pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester  1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun2015.
b.      Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran explicit intruction dapat memberikan peningkatan pemahaman pada siswa terhadap mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di  SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015?
D. Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahannya dapat  dirumuskan sebagai berikut:
bagaimana pengaruh model pembelajaran explicit instruction dapat memberikan peningkatanpemahaman pada siswa terhadap mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015?
E. Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui informasi tentang pengaruh model pembelajaran explicit instruction dapat memberikan peningkatan pemahaman pada siswa kelas XI  semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
b.      Meningkatkan pemahaman siswa  pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Ciperna tahun 2015.
c.       Meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
F. Kegunan hasil penelitian  penelitian
a.       Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelaaran akuntansi khususnya dalam menerapkan metode explicit instruction.
b.      Dapat menambahpengetahuan bagi peneliti dan dapatmenerapkan ilmu ilmu yang didapat.
c.       Sebagai bahan masukan bagi sekolah agar lebih meningkatkan mutu pendidikan disekolah.
d.      Membantu siswa untuk dapat menemukan model yang tepat sebagai peningkatan pemahaman terhadap materi akuntansi yang diberikan.
e.       Meningkatkan antusias siswa untuk ikut aktif pada saat mengikuti pembelajaran akuntasi yang diberikan di kelas.
f.       Memberikan motivasi bagi siswa dalam memahami materi akuntansi yang diberikan di kelas.
g.      Sebagai masukan bagi guru dalam menindak lanjuti tentang pemberian materi akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi teori
1.         Hakikat model pembelajaran explicit intruction
suyatno, (2009:127) explicit intructon merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Selain itu, Rosenhina, dkk (dikutip Yasa, 2012) mengemukakan bahwa explicit intruction merupakan suatu model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran.
Pendekatan yang dirancang dalam metode ini yaitu dengan pembelajaran yang secara langsung memberikan penerapan bagi siswa dengan pola selangkah demi selangakah yang bertujuan memberikan semangat  dan peningktan pemahaman bagi siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung, oleh karena itu kegiatan pembelajaran didalam kelas seharusnya dapat memberikan penekanan bagi  kemampuan siswa untuk memberdayakan fungsi fungsi psikis dan mental yang dimilikinya, melalui model pembelajaran explicit intruction diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dengan mengajak siswa untuk berperanaktif terhadap keberolangsungan pembelajaran dan dapat melahirkan suasan belajar dengan memegang prinsip prinsip aktif kretif, inovatif, dan menyenangkan.
Tujuan dan ciri model Explicit Intruction
Ada beberapa ciri ciri model Explicit intruction yaitu sebagai berikut:
·         Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur peneliaian belajar
·         Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan
·         Sistem pengeloalaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agara kegiatan model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
2.    Hakikat peningkatan pemahaman siswa
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008:  607 608) Pemahaman adalah proses, cara memahami cara mempelajari baik baik agar mendapatkan pemahaman yang banyak. Dalam pembelajaran seharusnya setiap siswa memahami pembelajaran yang telah disampaikan, tetapi yang menjadi permasalahan adalah pemahamana dari satu siswa dengan  siswa  yang lain berbeda beda hal tersebut dikarenakan perkembangan dari setiap anak yang memiliki keunikan masing masing, dalam enung Fatimah(2008: 28) dijelaskan maksudnya bahwa tiap tiap individu berkembang dengan cara tertentu, seperti individu lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti tidak ada individu yang lain. Jadi dalam pembelajaran pemahaman siswa harus benar benar diperhatikan karena paham atau tidaknya siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan, hal tersebut menunjukan keberhasilan guru dalam memberikan  materi yang disampaikannya. Pemahaman siswa menunjukan keberhasilan mengajar guru.
Menurut  Aunnurahman, (2009: 3) dalam proses pembelajaran, pengembangan suasana kesetaraan melalui komunikasi dialogis yang transparan, toleran, dan tidak arogan seharusnya terwujud di dalam aktivitas pembelajaran karena suasana yang memberi kesempatan luas bagi setiap peserta didik untuk berdialog dan mempertanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan diri dan potensinya. pengertian tersebut  jelas menerangkan untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa guru harus menciptakan suasana belajar yang ideal dan penerapan metode model pembelajaran yang tepat.
Upaya Peningkatan pemahaman belajar sangatlah tidak mudah, karena pemebelajaran konvensional sekarang ini kurang cocok lagi untuk mentransfer ilmu ke peserta didik jadi perlu  adanya strategi pembelajaran yang dapat menaarik siswa untuk belajar akuntansi. Dalam pembelajaran, strategi pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman belajar.
B. kerangka berpikir
Pembelajaran explicit intruction merupaka suatu pembelajaran yang mengajak siswanya agar berperan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung didalam kelas dengan pengajaran secara langsung dan dengan pola selangkah demi selangkah, mengajak siswa untuk dapat memanfaatkan  waktu pembelajaran yang ada  dengan sebaik mungkin dengan menanamkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan untuk dapat lebih menekankan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Teknik pembelajaran explicit intruction pada pelaksanaanya dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan, atau praktik, dan kerja  kelompok. Berdasarkan pola pelaksanaannya maka terdapat beberapa fase yang diterapkan pada saat pembelajaran yaitu fase persiapan, yang terdiri dari fase penyampaian tujuan dan menyiapkan siswa sebagai langkah awal untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi siswa untuk berperan serta dalam pembelajaran yang berlangsung, fase demonstrasi untuk memberikan pengetahuan serta ketrampilan, selanjutnyafase pelatihan sebagai pemberian umpan balik apakah dengan siswa tersebut telah memahami materi yang telah disampaiakan dengan baik atau tidak, memberikan kesempatan bagi siswa untuk pelatihan lanjutan dan penerapan yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kesempatan latihan mandiri yang dihubungkan dengan kehidupan sehari hari siswa.
C. hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a)      Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran explicit intruction terhadap peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi  kelas XI semester 1 SMAN 1 Ciperna Kabupaten cirebon  Tahun 2015.
b)      Diduga tidak dapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran explicit intruction terhadap peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon Tahun 2015.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode penelitian
1.    Tujuan penelitian adalah:
a)        Untuk mengetahui informasi tentang pengaruh model pembelajaran explicit instruction dapat memberikan peningkatan pemahaman pada siswa kelas XI  semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
b)        Meningkatkan pemahaman siswa  pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Ciperna tahun 2015.
c)        Meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon tahun 2015.
2.    Waktu dan tempat
a)        karena keterbatasan waktu dantenaga maka waktu penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap 1 perencanaan penelitian (agustus 2015)
·       Proposal
·       Instrumen
·       Observasi
Tahap 2: pelaksanaan penelitian (agustus oktober 2015)
Tahap 3: penulisan laporan (november 2015)
b)      tempat penelitian
penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Ciperna yang beralamatkan di Jalan jendral sudirman No. 001 Kabupaten Cirebon. Alasan pemelihan SMAN 1 Cipernasebagai bahan penelitian karena lokasinya terjangau sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data.
c)    metode penelitian
metode penelitian adalah suatu cara sebagai usaha untuk menemukan mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan  dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan penelitian pekerjaan penelitian lebih terarah. Sebab metodepenelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian.
Penelitian ini metode kuantitatif dengan pendekatan analisis korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran explicit intruction terhadap peningkatan pemahaman siswa pada matapelajaran akuntansi kelas X1 Semester 1.
B. Populasi dan sampel
Penelitian ini dilakuakan untuk menguji seberapa besar pengaruh model pembelajaran explicit intruction (x) terhadap peningkatan pemahaman siswa (y) pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 1 Ciperna Kabupaten Cirebon.
1)      populasi
Menurut sugiyono (2008: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek?subje yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Ciperna kelas IX.
2)      sampel
Menurut sugiyono (2008: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI semester 1 di SMAN 1 Ciperna
C. Instrumen penelitian
Menurut sugiyono (2008: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Jumlah intrumen pada penelitian ini adalah dua intrumen yaitu:
·         Intrumen untuk mengukur pengaruh model pembelajaran explicit intruction
·         Intstrumen untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa kelas XI
D.  Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data apabila dilihat dari berbagai cara dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner( angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dalam dua bagian:
1)      pengumpulan data untuk variabel (x) model pembelajaran explicit intruction melalui observasi langsung dengan melihat fenomena yang terjadi dalam prosesbelajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi untuk data awal penelitian
2)      pengumpulan data variabel (y)peningkatan pemaham siswa. Data hasil belajar siswa kelas XI semester 1 diambil dari dokumentasi nilai semester 1 pada guru mata pelajaran akuntansi di SMAN 1 Ciperna Kab. Cirebon
E. Teknik analisis data
Metode analisis datayang digunakan adalah statistik atau disebut kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan serta mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun model statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1)      uji normalitas dilakukan dengan uji liferfors. Tujuan uji normalitas ini adalah untuk memeriksa/ mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal.
2)      regresi adalah bentuk hubungan fungsional antara variabel variabel. Sedangkan analisis regresi adalah mempelajari bagaimana antar variabel saling berhubungan. Regresi linier adalah regresi yang variabel bebasnya (variabel x) berpangkat paling tinggi satu. Pengujian kelinieran regresi dilakukan dalam rangka menguji model persamaan regresi suatu variabel y atau suatu varibel x. Persyaratan uji kelinearan, diperlukan untuk melakukan analisis inferensial dalam uji asosiasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar